Contoh PTK dan Proposal - Landasan Teori PTK Penjaskes Sepak Bola Kenaikan
Pangkat - Berikut ini contoh PTK Kenaikan Pangkat Penjaskes untuk
Guru SD dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Menendang
Sepak Bola melalui Modifikasi Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD Negeri
.... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran ....:
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Sepak Bola
a. Pengertian Sepak bola
Sepak bola merupakan permainan beregu yang biasa disebut kesebelasan, karena tiap-tiap regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Tujuan permainan sepak bola adalah pemain dapat memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukan bola dari lawan. Kesebelasan sepak bola dinyatakan menang apabila dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang kesebelasan lawan, akan tetapi, jika kedua kesebelasan memasukkan bola dengan jumlah sama, permainan ini dinyatakan seri atau draw. (Mulyaningsih. 2010:7).
Sepak bola merupakan olahraga permainan yang sudah dimainkan sejak lama di berbagai negara, meskipun menggunakan istilah yang berbeda, semua permainan itu memiliki tujuan yang sama, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua tim dan tiap tim berusaha memainkan bola dan menjaga bola agar tidak direbut oleh tim lawan dan berusaha memasukkan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.
Rangkaian gerakan permainan sepak bola meliputi gerakan passing, shooting, stoping, dan heading. Passing dengan kaki bagian dalam adalah salah satu gerak yang termasuk ke dalam gerak menendang. Gerak menendang menurut fungsinya terbagi menjadi 4, yaitu memberikan (passing), menembakkan (shooting), menghentikan (stoping), dan menyundul (heading).
Passing adalah salah satu gerak dalam sepak bola yang mudah untuk dilakukan, namun dalam pelaksanaannya gerakan ini harus benar dari gerakan awal hingga akhir, karena akan berpengaruh pada hasil passing tersebut.
b. Keterampilan Menendang
Sepak bola mengharuskan siswa untuk belajar keterampilan dasar sepak bola. Keterampilan dasar tersebut seperti, keterampilan menendang yang meliputi menendang dengan kaki bagian dalam, menendang dengan punggung kaki, dan mengontrol bola atau menghentikan bola. (Solihin. 2010: 66).
c. Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
Latihan menendang dengan kaki bagian dalam menurut Solihin (2010: 66) dapat digunakan untuk melakukan operan dan melakukan tendangan ke gawang. Gerak yang dapat dilakukan untuk melatih gerak menendang bola dengan kaki bagian dalam misalnya latihan perkenaan dengan bola diam di tanah. Gerak menendang dengan bola diam dilakukan seperti berikut:
1) Bola diletakkan di tanah.
2) Posisi kaki kiri (selain kaki tendang) berada di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Pandangan terus tertuju pada bola.
4) Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian ayunkan ke arah bola dengan perkenaan pada kaki bagian dalam.
5) Pada saat perkenaan pergelangan kaki ditegangkan.
6) Gerak kaki dilanjutkan ke arah sasaran setelah mengenai bola.
Gambar 1. Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
Menendang dengan kaki bagian dalam terdiri dari tiga sikap menendang bola, yaitu sikap awalan, sikap perkenaan, dan sikap gerakan akhir.
1) Sikap Awalan
Diawali dengan sikap berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan ke arah bola, badan condong ke belakang. Kaki tumpu berada di samping bola berjarak satu kepal dan arah jari ke depan dengan lutut agak tertekuk. Pergelangan kaki yang akan di gunakan menendang diputar keluar. Kaki ayun ditarik ke belakang membentuk sudut 30° ke arah bola.
2) Sikap Perkenaan
Sikap perkenaan merupakan lanjutan dari sikap awalan, yaitu dengan sikap berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan lurus ke arah bola. Badan agak condong ke depan. Perkenaan kaki bagian dalam pada permukaan tengah bola. Kaki tumpu dan kaki ayun membentuk sudut 90°. Gerakan lengan berlawanan dengan ayunan kaki.
3) Sikap Gerakan Akhir
Pandangan ke arah tujuan passing. Badan agak condong ke belakang. Tarik kaki yang akan di gunakan menendang ke belakang lalu ayunkan ke depan ke arah bola. Gerakan lengan berlawanan dengan gerakan kaki ayun.
d. Menendang dengan Punggung Kaki
Gerakan latihan menendang dengan punggung kaki menurut Solihin (2010: 68) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Posisi badan agak dibungkukkan di belakang bola.
2) Pandangan tetap pada bola.
3) Posisi kaki kiri berada di samping bola.
4) Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian ayunkan ke arah bola dengan perkenaan pada punggung kaki.
5) Pada saat perkenaan, pergelangan kaki ditegangkan.
6) Gerak kaki dilanjutkan ke arah sasaran setelah mengenai bola.
Gambar 2. Menendang dengan Punggung Kaki
Menendang dengan punggung kaki adalah gerakan menendang dengan kura-kura kaki. Kura-kura kaki adalah kaki bagian atas yang tertutup oleh tali sepatu. Permukaan bagian ini keras dan rata sehingga dapat digunakan untuk menendang bola. Operan ini untuk menggerakkan bola dengan jarak 23 meter atau lebih. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
e. Mengontrol/Menghentikan Bola
Menghentikan bola menurut Solihin (2010: 70-71) dapat dilakukan beberapa bagian tubuh, di antaranya adalah dengan kaki, yaitu dengan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, atau telapak kaki.
Gambar 3. Menghentikan Bola
Menghentikan bola yang menyusur di tanah menggunakan kaki bagian dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Pandangan tetap ke bola.
2) Kaki bagian dalam menghadap bola.
3) Kaki yang lain sedikit ditekuk.
4) Kaki meredam kecepatan bola dengan mengikuti arah bola sebelum dihentikan.
Menghentikan bola yang memantul di tanah menggunakan kaki bagian dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Amati pantulan bola.
2) Posisikan kaki bagian dalam searah hasil pantulan bola.
3) Pada saat perkenaan, redam bola agar bola tidak memantul keras dan dapat jatuh dekat dengan kaki dan dalam kontrol kaki.
Selain menendang kemampuan mengontrol bola juga sangat penting. Dengan kemampuan tersebut, siswa dapat menguasai bola dan mempunyai kesempatan mencetak gol. Untuk itu semua siswa harus bisa mengontrol bola dengan baik. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
2. Pengertian Alat Bantu
Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya alat bantu ini lebih sering disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media menurut Arsyad (2002) adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan agar siswa mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu belajar yang bisa digunakan sendiri oleh siswa atas bimbingan guru. dalam pembelajaran media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memberikan atau menyampaikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan ini disusun menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh sebab itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan perkataan lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa.
Target sasaran pendidikan di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang.
Seorang pakar ilmu pendidikan bernama Edgar Dale membagi alat bantu pendidikan tersebut ke dalam 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut di dalam sebuah gambar kerucut yang dinamakan kerucut Edgar Dale. Semakin mengerucut maka akan semakin kecil intensitasnya dalam membantu dan mempermudah persepsi dari masyarakat atau sasaran pendidikan. 11 macam alat peraga pendidikan tersebut yaitu kata-kata, tulisan, rekaman/radio, film, televise, pameran, field trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, dan benda asli.
Gambar 4. Kerucut Edgar Dale
Dari gambar kerucut Edgar Dale tersebut di atas yang diambil dari http://e-medis.blogspot.com/2013/03/pengertian-alatbantuperagamedia.html dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi bahan pendidikan/pengajaran, sedangkan penyampaian materi atau bahan hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Maka jelaslah bahwa penggunaan alat peraga merupakan implementasi salah satu prinsip proses pendidikan.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Susilana (2009: 9) adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
c. MeNIPbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan meNIPbulkan persepsi yang sama.
Alat bantu dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk merubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru, selain itu, alat bantu harus efisien dan efektif dalam penggunaannya yaitu memberikan hasil guna yang ditinjau dari segi pesan dan kepentingannya, serta alat bantu harus komunikatif, yaitu bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga siswa mudah menerima pelajaran dari guru.
B. Kerangka Berpikir
Keterampilan gerak menendang sepak bola siswa kelas V SD Negeri .... masih rendah, untuk itu harus segera diadakan perbaikan pembelajaran. Dengan modifikasi alat bantu pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak menendang. Secara sederhana kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 5. Bagan Kerangka Berpikir
Selanjutnya baca juga:
Demikian BAB II Landasan Teori contoh laporan PTK Penjaskes Sepak Bola Kenaikan Pangkat, semoga bermanfaat.