Contoh PTK dan Proposal - BAB IV Hasil PTK Kenaikan Pangkat
Matematika Kelas III Metode Demonstrasi - Berikut ini contoh laporan penelitian
tindakan
kelas untuk persyaratan kenaikan pangkat Guru SD kelas 3 mata pelajaran
Matematika dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan
Siswa Mata Pelajaran Matematika tentang Keliling Bangun Datar Persegi
Panjang dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Negeri
.............. Kecamatan ........ Kabupaten ............ Semester 2
Tahun Pelajaran ............
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan meliputi memeriksa Rencana Perbaikan Pembelajaran, alat peraga yang akan digunakan, skenario pembelajaran, kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi.
b. Tindakan
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit. Guru masuk kelas kemudian memberi salam. Siswa dipimpin ketua kelas berdo’a bersama. Guru melakukan presensi untuk mendata kehadiran siswa.
Guru melakukan apersepsi, “Yani ingin mengukur keliling buku gambarnya. Buku gambar Yani berbentuk persegi panjang. Bagaimana cara Yani mengukur keliling bukunya? Dapatkah kamu membantunya?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan benar dan dapat menggambar persegi dan persegi panjang dengan benar. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 5 anak.
.
2) Kegiatan Inti
Guru menunjukkan model bangun datar persegi dan persegi panjang dari kertas warna. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar, bagaimana cara mencari kelilingnya.
Guru mendemonstrasikan contoh peragaan cara menghitung keliling papan tulis dengan penggaris kayu. Siswa mendemonstrasikan mengukur panjang sisi-sisi bukunya dengan penggaris plastic kemudian menghitung kelilingnya. Guru membagikan LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya.
Guru membagikan beberapa model persegi dan persegi panjang dengan berbagai ukuran. Siswa melakukan demonstrasi mengukur sisi-sisi model persegi panjang dan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja. Setelah selesai, siswa membacakan hasil diskusi di depan kelas.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang belum dipahami. Guru meluruskan kesalahan pemahaman tentang materi. Guru memberi penguatan dan menegaskan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru dan siswa melakukan penilaian dan tindak lanjut. Pembelajaran ditutup dengan salam.
c. Pengamatan
Pembelajaran berlangsung dengan lancar. Selama siswa melakukan demonstrasi dan diskusi, guru berkeliling melakukan bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan. Keributan terjadi, banyak siswa yang berebut model persegi panjang, sehingga ada beberapa model persegi panjang yang robek.
Beberapa siswa mewakili kelompok maju melaporkan hasil diskusinya, sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan sanggahan, serta pertanyaan.
Pengamatan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang keliling bangun datar persegi panjang diperoleh hasil keaktifan belajar siswa meningkat.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi diketahui bahwa, masih banyak siswa yang merasa bingung bagaimana cara mengukur panjang sisi-sisi dan menghitung keliling persegi panjang, hal ini dijadikan sebagai tindakan perbaikan pada siklus II.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran siklus I pada saat siswa atau kelompok melakukan demonstrasi, yaitu banyak siswa yang bermain sendiri, ada siswa yang saling berebut model persegi panjang, sebagian siswa merasa bingung dan hanya berdiam diri.
Dari evaluasi, yang dapat dijadikan refleksi adalah guru telah melakukan bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan, namun demikian masih sebatas sepintas saja, sehingga siswa tidak terbantu sepenuhnya.
Pembagian kelompok kurang efektif. Dengan jumlah anggota setiap kelompok 5 siswa, demonstrasi dan diskusi yang dilakukan kurang efektif karena pembagian tugas dalam kelompok tidak merata. Hanya beberapa anak saja yang melakukan kegiatan dan lainnya benrmain sendiri.
Dari uraian tersebut terungkap beberapa kelemahan perbaikan pembelajaran siklus I, yaitu bimbingan yang dilakukan oleh guru belum maksimal; pembagian kelompok belum efektif; dan pembagian tugas siswa belum jelas.
Tindak lanjut untuk memperbaiki kelemahan siklus I, yaitu 1) guru akan lebih aktif dalam melakukan bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan; 2) siswa akan dibagi ke dalam 5 kelompok, sehingga setiap kelompok beranggotakan 3 anak; dan setiap siswa dalam kelompok akan diberi penjelasan tentang tugas yang harus dilakukan dengan jelas.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti menyiapkan perencanaan yang matang untuk tujuan perbaikan pembelajaran yang diharapkan. Dalam perencanaan peneliti mempersiapkan proses perbaikan pembelajaran tentang membandingkan berat bendadengan menggunakan metode demonstrasi dengan langkah-langkah 1) menyusun rencana perbaikan pembelajaran; 2) menyususn instrumen berupa tes dan non-tes. Instrumen tes berupa lembar evaluasi dan pedoman penilaiannya, sedangkan instrumen non-tes berupa lembar pengamatan keaktifan siswa dan lembar pengamatan kinerja guru.
b. Tindakan
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit. Guru memberi salam, berdo’a bersama, dan melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan meminta salah satu siswa untuk menggambar persegi panjang dan mengukur panjang sisinya dengan penggaris.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan benar dan dapat menggambar persegi dan persegi panjang dengan benar.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 3 anak.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan selama 40 menit. Guru menunjukkan model bangun datar persegi panjang dari kertas warna. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar, bagaimana cara mencari kelilingnya.
Salah satu kelompok maju untuk melakukan demonstrasi mengukur panjang sisi-sisi model persegi panjang. Masing-masing kelompok Menghitung keliling bangun persegi panjang.
Kelompok diminta untuk mendemonstrasikan mengukur sisi-sisi meja masing-masing. Masing-masing kelompok menghitung keliling mejanya dan menjelaskan di depan kelas. Guru memberi contoh peragaan/demonstrasi membuat gambar persegi panjang pada papan tulis sesuai dengan ukuran panjang sisi-sisinya yang telah ditentukan.
Guru membagikan lembar kerja kelompok dan menjelaskan cara mengerjakannya. Setiap kelompok bekerjasama membuat model persegi panjang sesuai ukuran yang telah ditentukan dan menghitung kelilingnya. Setelah selesai, wakil kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas. Kelompok yang lain memberikan tanggapan.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang belum dipahami. Guru meluruskan kesalahan pemahaman tentang materi. Guru memberi penguatan dan menegaskan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru dan siswa melakukan penilaian dan tindak lanjut. Pembelajaran ditutup dengan salam.
a. Pengamatan
Hasil pengamatan keaktifan siswa siklus II adalah 1) siswa telah siap dan antusias mengikuti pembelajaran; 2) siswa aktif dan tidak takut untuk menanyakan apa yang tidak dimengerti; 3) siswa terlihat antusias dan memperhatikan demonstrasi, baik yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh kelompok lain di depan kelas; 4) setiap ada pertanyaan dari guru, siswa berani tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan; dan 5) semua siswa telah aktif memperhatikan penjelasan guru, melakukan demonstrasi membuat model atau gambar bangun datar dan sekaligus menghitung kelilingnya, melakukan diskusi untuk mengukur dan menghitung keliling persegi panjang, siswa bersemangat untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memperhatikan dan sesekali melakukan tanggapan.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan kinerja guru siklus II adalah 1) guru telah menyiapkan media pembelajaran, peralatan dan bahan pembelajaran yang dibutuhkan; 2) guru telah menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh siswa; 3) guru memberikan arahan yang harus dilakukan siswa dengan jelas; 4) guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok; 5) guru telah aktif melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan; 6) guru menjelaskan tugas yang harus dilakukan kelompok dan masing-masing anggotanya dengan jelas; 7) guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan kelompok dan mengingatkan siswa yang kurang aktif; 8) guru mengajukan pertanyaan kepada siswa bergantian dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya; 9) guru memberikan soal latihan baik secara lisan maupun tulisan; 10) guru melakukan penilaian dan tindak lanjut; 11) guru telah menunjukkan model persegi panjang yang terbuat dari kertas karton berwarna; 12) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengukur sendiri bentuk benda di kelas yang persegi panjang dan menghitung kelilingnya; 13) Kelompok bekerja melakukan tugas sesuai perintah yang terdapat pada LKS untuk membuat model dan bentuk persegi panjang sesuai ukuran yang telah ditentukan; 14) guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
b. Refleksi
Pada tahap refleksi, diketahui bahwa, seluruh siswa telah aktif mengikuti pembelajaran. Kegiatan demonstrasi untuk membuat model bentuk dan gambar persegi panjang berjalan dengan lancar, setiap siswa melakukan tugasnya masing-masing.
Evaluasi yang dapat dijadikan refleksi adalah guru telah melakukan bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan secara aktif. Guru mengingatkan siswa yang kurang aktif agar melaksanakan tugasnya dengan baik. Pembagian kelompok telah efektif. Dengan jumlah anggota setiap kelompok 3 siswa, demonstrasi dan diskusi yang dilakukan berjalan efektif karena pembagian tugas dalam kelompok telah merata. Semua siswa melakukan tugasnya dengan antusias.
Dari uraian tersebut terungkap bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II berjalan dengan efektif, yaitu guru telah melakukan bimbingan secara maksimal; pembagian kelompok lebih efektif disbanding siklus I; dan pembagian tugas siswa sangat jelas, sehingga siswa tidak merasa bingung lagi.
Tindak lanjut ata refleksi siklus II, yaitu kegiatan perbaikan pembelajaran berjalan secara efektif, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat dan telah sesuai yang diharapkan, sehingga kegiatan perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus II.
Berdasarkan kegiatan tindakan penelitian tersebut, deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini disajikan dalam bentuk tabel daftar nilai siswa tiap siklus dan grafik keaktifan belajar siswa. Hasil tindakan penelitian perbaikan pembelajaran disajikan juga dalam bentuk angka persentase pencapaian hasil belajar maupun keaktifan siswa dalam mengikuti proses penelitian perbaikan pembelajaran.
Berikut ini tabel hasil belajaran siswa tiap siklusyang dan penjelasan tingkat keaktifan siswa:
1. Pra Siklus
Hasil evaluasi pra siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus
Nilai rata-rata evaluasi pembelajaran pra siklus adalah 58. Dari 15 siswa, yang tuntas belajar sebanyak 5 anak dan sisanya 10 siswa belum tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik ketuntasan belajar siklus I berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Berdasarkan analisis data nilai evaluasi dan grafik pra siklus di atas diperoleh data bahwa hasil belajar, dari 15 siswa, yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar tercatat 5 anak atau 33,3% dan sisanya, 10 anak belum tuntas belajar.
Tabel 4.2 Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus
Keterangan:
1 = tidak aktif (TA)
2 = kurang aktif (KA)
3 = cukup aktif (CA)
4 = aktif (A)
5 = sangat aktif (SA)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, terdapat 5 siswa yang kurang aktif belajar , 2 siswa cukup aktif, dan 8 siswa telah terlihat aktif.
2. Siklus I
Hasil pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata pembelajaran siklus I 72,7. Dari 15 siswa, yang tuntas belajar sebanyak 11 anak dan sisanya 4 siswa belum tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik ketuntasan belajar siklus I berikut ini:
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar siklus I
Berdasarkan analisis data nilai evaluasi dan grafik di atas diperoleh data bahwa hasil belajar, dari 15 siswa, yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar tercatat 11 anak atau 73,3% dan sisanya, 4 anak atau 26,7% belum tuntas belajar.
Tabel 4.4 Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Keterangan:
1 = tidak aktif (TA)
2 = kurang aktif (KA)
3 = cukup aktif (CA)
4 = aktif (A)
5 = sangat aktif (SA)
Dari tabel di atas hanya tinggal 2 siswa yang kurang aktif, 3 siswa cukup aktif, 5 siswa aktif, dan 5 siswa sangat aktif belajar.
3. Siklus II
Hasil tindakan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Siklus II
Ketuntasan belajar siklus II meningkat dan telah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Seluruh siswa yang berjumlah 15 anak telah tuntas belajar dengan nilai rata-rata hasil evaluasi 87,3. Berikut ini grafik ketuntasan belajar siklus II berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar siklus II
Berdasarkan analisis data nilai tes formatif dan grafik di atas diperoleh data bahwa hasil belajar siklus II telah mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan.
Pada siklus II, dari 15 siswa kelas III semester 2 SD Negeri .............., seluruhnya (100%) telah mencapai nilai ketuntasan belajar. Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus II adalah 87,3, hal itu menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas telah mencapai tingkat ketuntasan belajar.
Seluruh siswa telah aktif mengikuti proses perbaikan pembelajaran. Mereka aktif melaksanakan tugas masing-masing dalam kelompok. Peneliti terlihat telah membimbing siswa dengan baik dan selalu mengingatkan siswa yang tidak aktif atau bermain sendiri untuk kembali melakukan tugasnya bersama kelompoknya. Dengan demikian, pembelajaran berjalan dengan kondusif sehingga hasilnya maksimal.
Tabel 4.6 Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus II
Keterangan:
1 = tidak aktif (TA) 3 = cukup aktif (CA) 5 = sangat aktif (SA)
2 = kurang aktif (KA) 4 = aktif (A)
Dari tabel di atas 9 siswa telah aktif mengikuti perbaikan pembelajaran, dan 6 siswa lainnya terlihat sangat aktif belajar.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan setelah diperoleh data penelitian melalui proses tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan guru. Pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa siklus demi siklus. Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa per siklusnya dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar dari studi awal hingga siklus II.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa setiap siklusnya meningkat dengan signifikan. Hasil belajar studi awal, nilai rata-rata siswa 58, pada siklus I meningkat menjadi 72,7, dan pada siklus II meningkat menjadi 87,3.
Pada pembelajaran studi awal, hanya 5 siswa yang tuntas belajar, setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I, ketuntasan siswa meningkat menjadi 11 siswa, dan pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak telah tuntas belajar.
Kondisi hasil belajar siswa antar siklus telah mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil evaluasi siswa setiap siklus juga meningkat, demikian juga dengan tingkat ketuntasan belajar siswa.
Persentase ketuntasan belajar siswa tiap siklus mengalami peningkatan. Pada pembelajaran studi awal baru 33,3% yang tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar siswa meningkat setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 73,3% siswa tuntas dan 26,7% siswa belum tuntas, kemudian setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II, seluruh siswa (100%) tuntas belajar.
Angka persentase hasil belajar siswa antar siklus telah mengalami peningkatan yang menggembirakan. Persentase yang didapat tiap siklus selalu meningkat. Keaktifan siswa mengalami peningkatan yang menggembirakan. Pada studi awal, dari 15 siswa, 5 siswa kurang aktif belajar , 2 siswa cukup aktif, dan 8 siswa telah terlihat aktif. Pada siklus I, 2 siswa kurang aktif, 3 siswa cukup aktif, 5 siswa aktif, dan 5 siswa sangat aktif belajar. Pada siklus II, 9 siswa telah aktif mengikuti perbaikan pembelajaran, dan 6 siswa lainnya terlihat sangat aktif belajar.
Keberhasilan perbaikan pembelajaran ini tercapai setelah siswa melakukan demonstrasi memperagakan cara membuat model bentuk dan gambar persegi panjang sesuai ukuran yang telah ditentukan dan kemudian menghitung kelilingnya, sehingga verbalisme materi pembelajaran dapat dihilangkan dan siswa dapat memahami konsep tidak sebagai hal yang abstrak lagi.
Baca seterusnya:
Demikian
BAB IV Hasil dan Pembahasan Contoh Laporan PTK Kenaikan Pangkat
Matematika Kelas III Metode Demonstrasi, semoga bermanfaat.