Contoh PTK dan Proposal - BAB II Kajian Pustaka PTK Kenaikan Pangkat Matematika Kelas III Demonstrasi - Berikut ini contoh laporan penelitian tindakan
kelas untuk persyaratan kenaikan pangkat Guru SD kelas 3 mata pelajaran
Matematika dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan
Siswa Mata Pelajaran Matematika tentang Keliling Bangun Datar Persegi
Panjang dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Negeri
.............. Kecamatan ........ Kabupaten ............ Semester 2
Tahun Pelajaran ............
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Karakteristik Siswa SD
Siswa kelas III SD Negeri .............. masih dalam tahap perkembangan kognitif individu dalam stadium ke-3, yaitu operasional konkret, yaitu pada usia 7 hingga 11 tahun, untuk itu perlu adanya penngunaan logika yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit (Sumantri, 2008).
Siswa kelas III SD Negeri .............. masih dalam tahap operasional konkret. Seorang anak akan mampu berpikir logis dan mulai mengelompokkan berdasarkan beberapa ciri dan karakteristik daripada hanya berfokus pada representasi visual.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, diperlukan beberapa solusi, diantaranya penggunaan metode demonstrasi dan diskusi di kelas akan sangat membantu.
Pentingnya kegiatan ini memberikan siswa jalan untuk membuat gagasan abstrak, yang memungkinkan mereka untuk memperoleh ide-ide matematika dan konsep sebagai alat untuk memecahkan masalah (Sumantri, 2008).
Pada tahap ketiga, anak-anak mampu berpikir operasional, mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk memulai berpikir dalam aktivitasnya.
Anak-anak yang ada pada tahap operasional konkret lebih baik daripada anak-anak yang preoperasional dalam mengadakan klasifikasi, bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang, dan dapat membedakan antara kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi (Sumantri, 2008).
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran. Setiap metode pembelajaran, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan lainnya saling menunjang (Winataputra, 2005).
b. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran antara lain metode bervariasi, metode ceramah, metode diskusi, metode simulasi, metode demonstrasi, dan metode eksperiman.
c. Metode Demonstrasi
1) Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu (Winataputra, 2005).
Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat mengamati terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Selama proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2) Keuntungan Menggunakan Metode Demonstrasi
a) Siswa dapat memahami sesuai objek sebenarnya;
b) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa;
c) Siswa dibiasakan untuk bekerja secara sistematis;
d) Siswa daapt mengamati sesuatu secara proses;
e) Siswa dapat mengetahui hubungan structural atau urutan objek;
f) Siswa dapat membandingkan pada beberapa objek.
3) Kelemahan Metode Demonstrasi
a) Dapat meNIPbulkan berpikir konkret saja;
b) Bila jumlah siswa banyak, efektivitas demonstrasi sulit dicapai;
c) Bergantung pada alat bantu;
d) Bila tidak sistematis, demonstrasi tidak berhasil;
e) Banyak siswa yang kurang berani.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993: 13). Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau atas kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Hilgard, 1948: 409).
Belajar adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap (Arikunto, 1993:19).
b. Jenis-Jenis Belajar
Menurut Syah, jenis-jenis belajar meliputi belajar abstrak, belajar keterampilan, belajar sosial, belajar pemecahan masalah, belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan.
Jenis-jenis belajar meliputi belajar bagian, belajar dengan wawasan, belajar diskriminatif, belajar global atau keseluruhan, belajar insidental, belajar instrumental, belajar intersional, belajar laten, belajar mental, belajar produktif, dan belajar verbal (Slameto, 2010).
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang atau anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai telah ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil dalam belajar adalah mereka yang telah dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya (Abdurrahman, 2003: 37)
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi (Dimyati, 2006: 3).
4. Mata Pelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep- konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam aljabar, analisis, dan geometri, (Ruseffendi, 1996: 27).
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu bahwa kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterlibatan antar konsep dalam pelajaran Matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Puskur-Dit PTKSD, 2003: 2).
Matematika adalah ilmu yang mempelajari pola berfikir, pola pengorganisasian pembuktian yang logis, serta bahasa dan penelaahannya yang dibangun melalui proses penalaran deduktif.
b. Kurikulum Matematika
Materi keliling bangun datar persegi panjang kelas III disampaikan pada semester 2. Standar Kompetensi 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah dengan Kompetensi Dasar 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang.
c. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran Matematika dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah keliling bangun datar persegi dan persegi panjang.
Materi Keliling Persegi Panjang, bahwa keliling bisa juga disebut putaran. Satu keliling berarti juga satu putaran. Mari perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah gambar persegi panjang. Bayangkan ada seekor semut yang ingin mengelilingi persegi panjang ini dari titik A. Dari titik A, semut akan bergerak menuju titik B. Dari titik B, semut menuju titik C. Kemudian, semut berjalan ke titik D. Terakhir, semut menuju titik A kembali. Semut ini dikatakan telah berjalan satu keliling satu putaran.
Dengan demikian, satu keliling adalah perjalanan dari titik A menuju titik A kembali. Satu keliling berarti
B. Kerangka Berpikir
Penggunaan matematika di kelas III SD Negeri .............. biasanya dilakukan dengan metode ceramah yang menyebabkan siswa pasif sehingga hasil belajar siswa rendah. Metode ceramah menyebabkan pembelajaran bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa kelas III yang masih dalam tahap berpikir konkret.
Pada siklus I guru menggunakan metode demonstrasi, sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat. Siswa secara langsung melakukan pengukuran terhadap model bangun datar persegi panjang.
Perbaikan pembelajaran siklus II guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran yang berlangsung secara kelompok dan penggunaan model bangun datar persegi panjang dengan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika tentang keliling bangun datar persegi panjang pada siswa kelas III semester 2 SD Negeri .............. Tahun Pelajaran .............
Berdasarkan dugaan tersebut, hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika tentang keliling bangun datar persegi panjang.
D. Indikator Kinerja Penelitian
1. Secara individual, siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi 70% yang ditunjukkan dengan perolehan nilai tes formatif 70 atau lebih.
2. Secara klasikal, siswa dinyatakan tuntas jika telah mencapai ketuntasan miNIPal 85% dari siswa tuntas dalam belajar.
3. Kriteria peningkatan keaktifan siswa diukur dengan pedoman penilaian sebagai berikut:
a. Nilai 1 kategori tidak aktif
b. Nilai 2 kategori kurang aktif
c. Nilai 3 kategori cukup aktif
d. Nilai 4 kategori aktif
e. Nilai 5 kategori sangat aktif
Baca seterusnya:
Demikian BAB II Kajian Pustaka Contoh Laporan PTK Kenaikan Pangkat Matematika Kelas III Metode Demonstrasi, semoga bermanfaat.