Berikut ini contoh PTK IPA Kelas II BAB I dengan judul UPAYA
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA
KONKRIT PADA
SISWA KELAS II SD TAHUN PELAJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
1.
Alasan Diadakan Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran
yang dilakukan di sekolah dasar pada umumnya secara klasikal. Pembelajaran seperti
ini menganggap semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Padahal kenyataannya berbeda
satu sama lainnya, sehingga setelah pembelajaran hasilnya berbeda-beda pula.
Ada siswa yang berkemampuan tinggi dan ada pula yang rendah. Pada umumnya siswa
yang berkemampuan rendah jika mengerjakan ulangan banyak mendapat kesulitan.
Siswa yang sering mendapatkan kesulitan perlu mendapat bantuan agar mereka
mampu mengerjakan ulangan dengan hasil lebih baik. Untuk memberikan bantuan
yang tepat kepada siswa, perlu mengetahui penyebab kesulitan siswa.
Keberhasilan
pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung kepada beberapa aspek.
Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru
melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat
pada guru. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran rendah. Guru tidak
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang
bermakna, siswa sulit memahami materi, dan siswa kurang bersungguh-sungguh
dalam pembelajaran, sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah pula.
Mengajar
tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi merupakan
kegiatan guru mendidik, mengajar, membimbing atau memfasilitasi siswa menemukan
pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Menurut S. Belen dalam Rusna RA (2003:17)
dalam mengajar kadang pesan mengembangkan potensi siswa yang beraneka ragam dan
bukan menjadikan siswa sebagai Penerima atau pemakai pasif (konsumen) ilmu
pengetahuan yang dimiliki guru. Tujuan hakiki mengajar menurut S. Belen adalah
mempersiapkan siswa untuk paling tidak dapat bertahan hidup di masa yang akan
datang dan berbuat banyak bagi orang lain. Mengajar bukan pula mempersiapkan
siswa memiliki apa yang akan ditagih dalam ujian nasional (UN) dan ujian akhir
sekolah (UAS), melainkan apa yang ditagih dalam kehidupan, yaitu bersifat peka,
kritis, kreatif, mandiri, dan Bertanggung jawab.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis menyadari betapa jauh berbeda pembelajaran yang selama
ini dilakukan dengan cermin uraian mengajar di atas. Setiap tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan ketercapaiannya oleh siswa sering kali masih jauh dari
apa yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran lebih berorientasi pada guru
(teacher centered), penulis masih menganggap fungsi utama mengajar adalah
menyampaikan informasi tanpa memperhatikan bagaimana cara menyajikan informasi
tersebut kepada siswa, sehingga materi dapat diserap secara baik dan maksimal.
Hasil
dari tes pembelajaran yang demikian selalu tidak dapat mengarah pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Seperti halnya hasil tes formatif
pembelajaran IPA tentang sumber energi, dari 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa
laki-laki dan 10 siswa perempuan hanya ada 8 siswa yang mendapat nilai di atas
kriteria ketuntasan minimal (KKM), berarti hanya 42% yang telah mencapai
tingkat ketuntasan belajar.
Menyadari
adanya kesenjangan antara kenyataan pencapaian tujuan dengan harapan yang
dituangkan dalam tujuan pembelajaran, dirasakan ada masalah yang menghambat
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
Sadar
akan adanya masalah dan bercermin pada pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, maka selanjutnya penulis merefleksi hal-hal yang menyimpang untuk
kemudian mengidentifikasi masalah yang ada. Hasil identifikasi dan refleksi
tersebut akan ditindaklanjuti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas (PTK).
Berdasarkan
rekaman proses pembelajaran dan hasil belajar tersebut, penulis meminta bantuan
teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap adanya masalah
yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu pemahaman siswa terhadap konsep yang
diajarkan rendah, siswa kurang bersungguh-sungguh dalam belajar, dan hasil
belajar siswa juga rendah.
2.
Identifikasi Masalah
Dalam
kegiatan belajar mengajar Guru tidak menggunakan alat peraga konkrit untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Penggunaan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang tepat, guru kebanyakan menggunakan
metode ceramah sehingga siswa pasif dalam menerima materi pembelajaran.
3.
Analisis Masalah
Dari
hasil identifikasi masalah tersebut, penulis mencoba melakukan analisis
masalah, berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor, serta bertanya kepada
siswa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari rangkaian proses
tersebut, akhirnya dapat dianalisis beberapa kemungkinan yang menjadi faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran yang dipilih
terlalu didominasi oleh metode ceramah sehingga menyebabkan verbalisme konsep,
guru kurang memperhatikan perkembangan kognitif siswa, guru kurang mampu
menggali potensi siswa, siswa kurang memperoleh pengalaman belajar yang nyata
dan tidak mengalaminya sendiri, sehingga siswa kesuliatan memahami materi
pembelajaran, dan siswa tidak diberi kesempatan untuk melibatkan diri dalam
peragaan (mencoba melakukan).
Dari
uraian di atas, analisis masalah penelitian tindakan kelas ini adalah:
a.
Hasil belajar siswa rendah.
b.
Siswa tidak memperhatikan
penyampaian materi pembelajaran.
c.
Siswa tidak memahami materi
pembelajaran yang diterimanya.
d.
Siswa tidak bersungguh-sungguh
dalam menerima materi pembelajaran.
e.
Guru masih menggunakan metode
pembelajaran yang konvensional yaitu metode ceramah.
f.
dalam menyampaikan pembelajaran,
guru tidak menggunakan alat peraga.
4.
Keadaan Ideal yang Diharapkan
Dengan
memperhatikan masalah tersebut di atas, atas saran supervisor, penulis memiliki
alternatif pemecahan masalah melalui penerapan model pembelajaran aktif, dengan
mengoptimalkan peraga konkrit. Melalui model pembelajaran ini diharapkan siswa
memperoleh pengalaman belajar yang nyata tentang “bagian utama hewan dan tumbuhan” dan siswa dapat memperoleh
pengalaman belajarnya sendiri tentang “bagian
utama hewan dan tumbuhan.”
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana meningkatkan keaktifan
siswa Kelas II SD terhadap konsep bagian utama hewan dan
tumbuhan melalui penggunaan alat peraga konkrit?
2.
Bagaimana meningkatkan hasil
belajar siswa Kelas II SD terhadap konsep bagian utama hewan
dan tumbuhan melalui penggunaan alat peraga konkrit?
B. Tujuan Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini
adalah mendeskripsikan penggunaan alat peraga konkrit dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas II SD terhadap konsep bagian utama hewan
dan tumbuhan.
Berdasarkan rumusan tujuan di atas, tujuan penelitian
ini dapat dijabarkan menjadi:
1.
Untuk mendeskripsikan proses penggunaan alat peraga konkrit
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa setelah
penggunaan alat peraga konkrit.
C.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
siswa, guru, dan sekolah khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Manfaat penelitian meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
a.
Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri melalui penggunaan alat
peraga konkrit.
b.
Memberikan wawasan yang lebih luas tentang penggunaan alat
peraga konkrit untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengadakan penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi siswa
Manfaat penelitian bagi siswa adalah:
1)
Meningkatkan hasil belajar siswa
2)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan
sendiri.
3)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan
menjawab pertanyaan.
4)
Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam
pembelajaran.
b.
Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah:
1)
Memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
2)
Sebagai sarana perbaikan kinerja guru untuk dapat mengembangkan
penggunaan metode pembelajaran.
3)
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi guru.
4)
Memberikan solusi kepada guru lain dalam memecahkan masalah
pembelajaran.
5)
Meningkatkan profesionalisme guru.
c.
Bagi Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah:
1)
Memberi masukan kepada penyelenggara dan Pengelola sekolah
dalam upaya memperbaiki dan merumuskan program sekolah ke depan.
2)
Membantu sekolah untuk maju dan berkembang meningkatkan mutu
pendidikan.
3)
Meningkatkan kualitas belajar secara umum.